<p style="text-align: justify;"><b>BLITAR</b> - Sebagai upaya untuk menekan kenaikan harga bahan pokok di Kota Blitar, &nbsp;Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (DIPERINDAG) bekerjasama dengan Perum Bulog dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur menggelar operasi pasar. Bertempat di kawasan pasar Templek dan Pasar Legi, operasi pasar berlangsung sekitar satu bulan, mulai 16 Juni hingga 15 Juli 2015.</p><p style="text-align: justify;"><br></p><p style="text-align: justify;">Yuli Triana Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Blitar pada Selasa (30/06) saat &nbsp;dikonfirmasi mengatakan bahwa operasi pasar di Kota Blitar berlangsung pada dua tempat dengan jangka waktu yang cukup panjang sekitar satu bulan. Sehingga kenaikan harga bahan pokok selama bulan puasa hingga lebaran benar-benar bisa dikendalikan. Menyesuaikan dengan kondisi ramainya pasar, untuk pagi hari operasi pasar berlangsung di pasar Templek mulai sekitar pukul 06.30 hingga 09.00 WIB dan dilanjutkan di pasar Legi hingga pukul 13.00 WIB.&nbsp;</p><p style="text-align: justify;"><br></p><p style="text-align: justify;">Yuli menambahkan, ada tiga jenis bahan pokok yang dijual di bawah harga pasar. Diantaranya, beras, minyak goreng dan gula pasir. Untuk beras yang dipasar harga per-kilogramnya Rp 9.500, dalam operasi pasar per-kilogram hanya Rp.8.500. Sehingga beras kemasan 5 kg dijual Rp.42.500. Begitu juga untuk minyak goreng hanya dijual Rp.10.000 per-liter, sedangkan di pasaran Rp.13.000. Gula pasir putih dijual Rp 11.500 per-kilo dibawah harga pasar yang mencapai Rp.12.500 per-kilogramnya. Berdasarkan data dan pengamatannya di lapangan, operasi pasar cukup diminati masyarakat.</p><p style="text-align: justify;"><br></p><p style="text-align: justify;">Diantara wujud respon masyarakat itu untuk penjualan beras dan minyak goreng, rata-rata setiap hari mampu terjual kisaran 100 kemasan.(der)&nbsp;</p><p style="text-align: justify;"><br></p>